Nanoteknologi pada Industri Pangan

   Nanoteknologi merupakan sebuah teknologi yang sudah banyak dimanfaat diberbagai industri, termasuk industri pangan. Nanoteknologi menawarkan banyak sekali manfaat. Bidang pangan memanfaatkan nanoteknologi untuk berbagai fungsi seperti nanocoating, nanoemulsi, nanosensor, dan sebagainya. Penggunaan nanoteknologi merupakan salah satu upaya untuk memberikan inovasi pada produk dan bersaing dalam persaingan yang ketat antar industri. Penggunaan nanoteknologi memberikan banyak keuntungan, namun dibalik itu, masih terdapat kekhawatiran mengenai efek negatif yang mungkin saja dihasilkan oleh objek-objek nano.

   Manfaat teknologi nano memiliki beberapa keuntungan seperti menghasilkan emulsi yang lebih stabil, nutrasetikal, nanoenkapsulasi, pewarnaan makanan, kemasan makanan. Pengaruh partikel nano pada nutrasetikal contohnya adalan bioaktif nano. Semakin kecil ukuran partikel maka availabilitas dari bioaktif tersebut akan meningkat. Berikut meupakan contoh dari aplikasi teknologi nano pada kemasan bahan pangan berupa intelligent packaging  yang menunjukkan kulitas dari produk:
Hasil gambar untuk active packaging

   Resiko yang dimiliki oleh teknologi nano masih harus dilakukan lebih lanjut. Beberapa potensi bahaya dari bahan nano adalah kemungkinan terjadi reaksi antara komponen nano dengan senyawa lain dalam tubuh dan penyerapan dalam usus pun belum diketahui. Resiko lainnya adalah kemungkinan terjadinya transmigrasi senyawa nano ke dalam bahan pangan. Regulasi dari nanoteknologi alam industri pangan terbagi menjadi legislasi horizontal dan legislasi vertikal. Legislasi horizontal mengatur pada pembatasan industri yang boleh memanufaktur partikel nano sedangkan legislasi vertikal lebih mengatur pada batas penggunaan nano partikel pada makanan. Indonesia sendiri belum memiliki legislasi atau regulasi untuk penggunaan teknologi nano.

Comments