Pengolahan Kopi dan Gula Semut

   Hari kedua kunjungan kami di Yasnaya Polyana, kami mengamati dan mempelajari cara pengolahan biji kopi dan gula semut. Pada sesi ini, kami dibagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok kemudian mengunjungi salah satu proses pengolahan. Namun karena adanya keterbatasan waktu, akhirnya kami tidak sempat bertukar proses. Kelompok saya kebetulan berkesempatan untuk mengunjungi proses pengolahan gula semut. Sesi ini diawali dengan kami mengunjungi kebun pohon kelapa. Di sini kami mengamati cara pengambilan nira yang dilakukan oleh pekerja di Yasnaya Polyana. Beliau mempraktekkan langsung cara mengambil nira. Pada tahap ini, kami diberitahu bahwa pengambilan nira kelapa dilakukan dengan cara menyayat bunga kelapa sehingga bunga kelapa akan menghasilkan nira. Nira kemudian akan ditampung dalam wadah bambu atau wadah plastik yang berisi air kapur yang berfungsi untuk menjernihkan nira.
.
                             
                                      Wadah Plastik
Wadah bambu
   Setelah nira dikumpulkan, maka nira akan dimasak di dalam suatu tungku. Nira akan dimasak dari pagi hari hingga sore hari. Nira akan dimasak sambil dicampur dengan kayu manggis atau galih. Kayu ini dipercaya oleh pembuat gula sekitar merupakan faktor penting dalam pembuatan gula semut. Mereka mengatakan bahwa apabila mereka tidak menggunakan kayu ini, maka nira tidak akan menjadi gula. Nira akan dimasak hingga mendidih kemudian akan diaduk hingga mengental dan akhirnya gula menjadi kering. Setelah kering, gula akan digerus menggunakan batok kelapa dan kemudian akan diayak. Proses penggerusan dilakukan berulang-ulang hingga seluruh gula habus.
Proses pemasakan gula
   Setelah melihat-lihat proses pembuatan gula, kemudian kelompok kami berkumpul di ruang makan untuk melihat cara pengolahan biji kopi menjadi kopi yang siap diseduh. Setelah berkumpul, kami dijelaskan secara singkat proses pemetikkan biji kopi. Biji kopi yang siap dipetik akan berwarna merah. Kemudian biji kopi akan dijemur selama beberapa hari hingga kering. Biji kopi kemudian akan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu. Penggunaan lumpang dan alu bertujuan agar permukaan dari alat penumbuk tidak terlalu keras dan menyebabkan biji kopi hancur.
Lumpang dan Alu
   Biji kopi yang sudah ditumbuk kemudian akan diayak dengan tujuan memisahkan kulit dari biji kopi. Kopi kemudian akan disortir untuk memilah biji yang dalam kondisi baik dan biji yang memiliki kondisi buruk (berlubang, dsb). Biji yang baik kemudian akan diproses lebih lanjut. Selain dilihat kondisinya, biji kopi lanang juga akan dipisahkan karena menurut instruktur yang menjelaskan, biji kopi lanang memiliki harga yang lebih tinggi dan rasa yang lebih kuat. Biji kopi lanang merupakan biji kopi yang tidak terbelah sempurna seperti pada gambar berikut.
(Kiri) Biji Kopi Lanang dan (kanan) Biji Kopi Normal
   Setelah biji kopi dipilah, kopi akan dipanggang sehingga menghasilkan warna dan flavor yang disukai. Setelah selesai dipanggang, biji kopi akan didiamkan selama semalaman dan kemudian dikemas. Biji kopi kemudian dapat langsung digiling. Biji kopi yang kami tumbuk kemudian digiling dan diseduh.
Biji Kopi yang sudah disangrai

Penyeduhan kopi
   Setelah selesai sesi pembelajaran, kami kemudian berkemas dan berangkat menuju tujuan kami berikutnya yaitu kota Tegal. Di kota Tegal, kami mengunjungi sebuah pabrik yang menghasilkan produk yang sudah sangat dikenal di masyarakat. Penasaran? Cerita ini akan saya lanjutkan di postingan berikutnya! :)

Comments